Jumat, 18 Juli 2014

Bulan-kah Dirinya?

Hari ini aku melihat bulan..ah tidak,aku bertemu bulan..ohh tidak tidak,aku hanya mengamati bulan dari kejauhan.Aku sendiri yang berpikir kalau jarak pandangku terhadapnya cukup dekat.Bagaimana ia?Maksudku bagaimanakah bulan itu?
Tentu saja dia seperti bulan.Kadang terang,dan lain waktu padam.Hanya saja..dia melihat dirinya sebagai lilin kecil di dasar laut.Padam selamanya.

                               ***
Aku ingin menulis dari hatiku dan berharap aku telah melakukannya sejak kata paling pertama.
Hari ini aku bertemu seseorang.Sebenarnya sudah lama.Tapi hari ini aku melihat lebih dekat.Kusebut dia bulan,karena namanya.Dulu aku sekedar meliriknya dari bawah sini,dari bumi ke atas,tempatnya berada.
Tapi cahayanya berkilauan,membuatku enggan melirik lebih lama.

Tetapi hari ini,buku-buku sastera yang sudah dibacanya membuatku ingin mengenal.Sekedar mengenal.Tidak ada niat lebih.Hanya karena suatu hari,atas nama pendidikan,mungkin aku harus bertemu dengannya.
Hari ini aku masuk ke dunianya.Diberkatilah aku oleh Tuhan,karena disana masih ada udara yang mirip dengan udara dari duniaku.

Bulan itu..Bulankah ia?
Kadang ia terlalu gemilang hingga membuatku rendah diri.Masih kuingat jelas,bagaimana perasaan yang sama menghasilkan kata-kata yang jauh berbeda kelasnya.Membuatku merasa jauh dibawah bulan itu.Mungkinkah memang demikian halnya?Aku berada di daratan muka bumi,sedangkan bulan itu,dia bergantungan diatas sana bersama bintang-bintang.

Tapi di sisi yang lain dari dirinya,aku merasakan kegelapan..aku telah membacanya.Dan gelap,memang gelap.Aku ragu apakah itu nyata untuk seseorang yang sebenarnya manusia.Kegelapan itu..ada bersamanya dalam emban kata-kata yang pahit,eksotis,tapi tiada duanya.Kucoba katakan,dunia tempatnya berada gelap,lampu-lampu punah,siang sepertinya sedang berkelana,jadinya hanya malam yang tadi kutemukan.

Bulan itu,karena gelapnya dia,hari ini telah memberikanku sebuah pelajaran.Setiap kali aku masuk lagi ke lorong-lorong gelap yang dibuatnya dalam balutan intan dan permata,aku teringat pada diriku dan Tuhanku.Yang membuatku merasa istimewa,karena sadar bahwa Tuhan benar-benar menganggapku istimewa.Sebelumnya aku katakan padaku sendiri kalau aku berharga karena Tuhan bersamaku dalam terang yang kuanggap terang,sedang dia,terhuyung dalam gelapnya imajinasi dan perasaan semu dunianya,jauh diatas sana dari tempatku berada.

Tetapi,atas rencana Tuhan yang sangat aku syukuri,aku sadar kalau caraku itu salah.Aku harusnya  ingat dan mencamkan bahwa semua ciptaan itu berharga bagi Penciptanya,dan memang benar-benar berharga.Tak terkecuali bulan itu..tak peduli sejauh apapun jarak antara duniaku dan dunianya..dia juga Tuhan yang ciptakan.Ciptaan yang istimewa dan berharga.Hanya saja ia sekarang belum menemukan terangnya.Kuharap ia segera menemukan sumber cahaya dalam jiwanya.

Dan bagi diriku sendiri,kuharap aku akan menjadi seorang pelayan yang seutuhnya dewasa dalam firman.
Karena seringkali kilauan mereka yang akan kutemui nanti(termasuk bulan itu) membuatku merasa sepeti lentera hampir padam yang dibalut kain lusuh.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar