Selasa, 14 Oktober 2014

Bukan apa-apa

Hari ini sekitar pukul 7 aku sarapan disebuah tempat dan kebetulan bertemu seorang nenek yang sangat ramah. Badannya tinggi, wajahnya keriput, pakaiannya kotor dan ia baru saja membeli gorengan yang dibungkus dalam sebuah plastik putih. Aku tidak bermaksud mengamatinya tapi karena dia tersenyum dan dengan ramahnya menyapaku, maka ia pun menjadi pusat perhatianku pagi ini. Betapa indahnya jiwanya, tersenyum menyapa orang yang tidak dikenal adalah sebuah hal yang sangat berarti, ia mengawali paginya dengan baik, sebuah ibadah yang menyenangkan.

Kemudian pagi ini aku bertemu lagi dengan pria itu. Ada seorang pria usia tiga-puluhan yang kulihat beberapa hari yang lalu. Dia masih sama saja, sangat menarik dan berbeda dari dunia yang seragam. Jiwanya sedikit berbeda dari kita yang normal, entah apa yang dipikirkannya. Hari ini dia sama persis seperti saat pertama kali aku melihatnya. Sebuah tas punggung, sebuah helm ditangan dan earphone kecil ditelinganya. Saat aku baru saja menghabiskan sarapan, aku melihatnya lewat di jalan yang sama seperti beberapa hari yang lalu. Aku tidak bisa meninggalkan kesempatan ini begitu saja.

Aku bergegas untuk membeli beberapa buah makanan ringan di warung, lalu mengikutinya dari belakang. Masih seperti beberapa hari yang lalu, ia berjalan sambil bernyanyi tanpa memperdulika apa yang terjadi di sekitar. Akan tetapi suaranya tidak jelas, aku benar-benar ingin tahu apa yang dinyanyikannya. Aku tidak tahu kemana dia akan pergi dan sangat penasaran dengan isi tasnya yang berat. Ia terus berjalan dan kadang aku tertinggal terlalu jauh dibelakang, sehingga aku benar-benar tidak tahu apa yang dinyanyikannya.

Dengan helm ditangannya, aku pikir dia akan menuju tempat parkir. Tapi ternyata tidak. Sudah beberapa tempat parikir yang terlewatkan tapi dia tidak berhenti. Tetap saja berjalan. Setiap kali menemui persimpangan jalan atau belokan, aku sedikit khawatir jalan yang kami tempuh akan berbeda, aku khawatir karena aku benar-benar ingin tahu lagu apa yang dinyanyikannya dan dunia apa yang sedang dinikmatinya didalam earphone itu.

Aku hampir sampai di perpustakaan dan kupercepat langkahku sampai aku tepat berada di belakangnya dan mendengar dengan jelas apa yang sedang dinyanyikannya. Ya, akhirnya bisa kudengar dengan jelas walaupun hanya sebentar. Ia bernyanyi dalam bahasa Arab. Sepertinya lagu religi islami yang liriknya berbahasa Arab. Kata-katanya familiar ditelingaku.

Aku terus mengikuti dari belakang, kebetulan jalan yang ditempuhnya memang jalan yang juga kutempuh. Sampai akhirnya terdapat sebuah persimpangan. Aku harus berbelok untuk sampai di perpustakaan. Aku masih ingin tahu kemana pria ini akan pergi. Aku berhenti mengikutinya dan berbelok ke arah lain. Saat itu aku bertemu lagi dengan nenek tua yang sangat ramah tadi. Dengan senyuman tanpa gigi yang sangat ceria dia menyapaku lagi. Berkali-kali dia tersenyum padaku dan aku membalasanya.

 Sementara pria dengan kemeja dan celana lusuh itu tetap berjalan lurus. Benar-benar lurus, aku memperhatikannya sebentar. Dan ia sama sekali tidak memperhatikan apapun yang terjadi di sekitarnya, dia hanya fokus bernyanyi, lirik lagunya berbahasa Arab. Kemanakah ia akan pergi dengan helm dan tas punggungnya itu ? Apakah ia tahu kalau beberapa hari yang lalu, saat dia berjalan, dua orang wanita berlari menjauhinya. Takut mungkin.




2 komentar: